Kupijakkan kedua kakiku di Indonesia. Akhirnya setelah sekian lama merantau di luar negri, dapat juga aku kembali. Dan sepertinya akan seterusnya aku berada di sini. Setelah berhasil menaklukan harvard aku akan menetap di sini.
Kurasakan sengatan mentari yang menyala. Beda sekali dengan saat di sana. Matahari tak pernah bersinar seterik ini. Semoga saja ayah tak lupa menjemputku. Kalau tidak,, aku bingung mau bagaimana. Aku lupa menukarkan uangku dengan rupiah.
Dan kulihat seseorang disana. Mengangkat papan yang bertuliskan namaku. Segera aku meluncur menyongsongnya. Berharap semakin cepat aku berlari padanya, makin cepat aku melemparkan tubuhku ke kasurku yang empuk.
“bruukk..”
Aku terpental jatuh. Ku dongakkan kepalaku, dan kulihat tangan seseorang. Menunggu ku sambut agar dapat membantuku berdiri.
Saat kulihat siapa pemiliknya, ada yang menyedot perhatianku. Kalung itu,, terlalu manis untuk dipakai seorang pria. Dan aku mengenal bandul itu. Bandul yang hanya ada 1 di dunia. Dan dibuat hanya untukku.
“jejer,,”
Dia yang membungkuk di hadapanku tersentak kaget. “jejen??”
Aku mengangguk. Kurasakan sengatan kebahagiaan. Jejer, satu-satunya pria yang mampu membuatku merona. Cinta masa SD-ku.
Dengan kegembiraan yang meluap-luap, dia mengankatku untuk berdiri, dan memelukku erat.
“huaaah,, jejen.. Gue kangen sama lu.. Sombong banget ga ngehubungin w.. Kan diriku disini kesepian tanpa dirimu..”
“nggak.. Bisa.. Napas..” megap-megap, mencbri udara untuk kumasukkan ke paru-paruku.
Segera saja dia melepaskan pelukkannya. Kami melangkah ke cafe di dekat bandara. Mengobrol, mengenang masa-masa dulu. Saat abu-abu melekat setiap hari. Seru sekali. Sampai-sampai aku tak merasakan lagi lelah.
“ya ampun!! Lupa!!” kataku sambil menepuk keningku.
“apa yg lupa,jen?”
“tadi kan ada yg jemput w,jer.. Harus buru-buru telpon papa ni..” ku keluarkan handphoneku. Dan aku merutuk kesal. Low bate.
“pake hp gue aja jen..”
Lega rasanya setelah memberitahukan papa bahwa aku akan pulang bersama jejer.
Saat dia mengantarku pulang, kami masih saja mengenang masa-masa itu. Sesampainya di rumah, aku mendapat pelukan hangat dari papa dan mama. Perutku pun langsung terisi dengan teri balado, makanan kesukaanku. Kerinduan akan masakan mama pun lenyap sudah. Huaaah.. Seneng banget hari ini..
To be continue..
Posted at my house, tangerang..
At 8:05 p.m
Puji widiastuti,
Seseorang yang baru saja belajar untuk menuangkan inspirasi ke atas kertas, bercerita..
Dan saya mengharapkan kritik konstruktif dari anda..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar