Sabtu, 31 Desember 2011

Hitam part d

“siapa yg mau mami jodohin sama jenny?”
“liat aja nanti.. Mami jamin kamu pasti ga bakal nolak kalo udah tau siapa orangnya..” mami mengedip nakal padaku. Aku hanya bisa menghela napas panjang. Mami sama papi, susah di bujuk’a kalo udah bikin keputusan.
“pesta pertunangan’a barengan sama ulang tahun pernikahan mami papi bulan depan..” aku mengangguk dan pamit untuk kembali ke kamar. Pekerjaanku masih menunggu untuk ku selesaikan.
Aku mencoba untuk berkonsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaanku. Tapi masalah pertunangan malah membuyarkan konsentrasiku. Lelah untuk mencoba berkonsentrasi dan selalu gagal, akhirnya aku lebih memilih untuk tidur.
* * *
15 April 2009
Hari penentuan. Tuhan,, beri aku kekuatan..
SOMEBODY,, SAVE ME!!
* * *
Langit malam bertabur bintang. Tak ada mendung yang menggantung. Seperti mengerti akan ada perhelatan penting yang akan di selenggarakan. Terlihat sepasang suami istri yang sedang bercengkrama dengan para tamu.
Sedangkan di sudut sana, jejaka sendiri menatap langit. Sendiri. Mungkin sedang menghitung bintang- bintang di langit. Tapi, entahlah.
“hai, jer..” sebuah suara lembut menyapa pendengarannya. Dan makhluk Tuhan yang satu ini membuatnya terperangah. Cantik.
Tube dress marun membungkus tubuhnya yang indah. Rambutnya yang kelam digelung dan menyisakan anak2 rambut yang menambah keindahan leher jenjangnya. Indah.
“koq bengong? Jelek ya?” jejer pun tersadar dari keterkejutan’a.
“cantik koq..”
“makasih..” jawab gadis itu tersipu.
“kaya’nya acara udah mau dimulai.. Ke sana yuk..” dan jejer pun menawarkan tangan’a untuk menggandeng tangan wanita di sebelahnya.
“mohon perhatiannya.. Terima kasih atas kehadiran anda sekalian di acara ulang tahun pernikahan kami..” pak tomo -ayah jenny- bicara di hadapan para tamu. Dia berhenti sebentar dan menggenggam tangan istrinya -bu jasmine-.
“bersama dengan ini, kami ingin mengumumkan sesuatu.. Jenny, sini sayang..” panggil bu jasmine.
Wanita dengan tube dress marun itu pergi menghampiri bu jasmine.
“kami akan menjodohkan putri tersayang kami, jenny tomo murdoch, dengan anak dari sahabat kami.. Jeremy putra abraham..”
Dan dua manusia yang di sebutkan namanya terbelalak kaget. Tak percaya akan semua yang telah mereka dengar malam ini. Dan hati sang gadis,, kembali berbunga-bunga. Pujaan hatinya akan menjadi tunangannya. Tapi sang pria,, entah apa yang dirasakannya. Ekspresinya tak teraba.
Saat pertukaran cincin pun begitu. Senyum sepenuh hati terpajang di wajah jenny a.k.a jejen. Senyum pun terpampang di wajah jejer. Tapi senyum’a masih,, ragu.
* * *
“mama udah tau rencana tante jasmine sebelum’a ya?” tanya jejer setiba’a di rumah.
“iya..”
“kenapa mama ga nanyain pendapat jeremy dulu sih? Maen tunang2in aja..”
“ngapain? Toh kamu suka juga sama jenny kan?”
“suka bukan berarti cinta,ma..”
“kalau gitu, berusahalah untuk mencintainya..” ucap mama pelan di telinga jejer. “malam, sayang..” di kecupnya pipi putra satu-satunya.
Sedangkan jejer, masih terpaku di tempatnya. Merasa tak berdaya atas keputusan yang diambil oleh mamanya.
Angin malam yang dingin seakan mengingatkan’a untuk segera masuk ke dalam rumah. Di liriknya jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri’a. Lewat tengah malam. Dia pun beranjak dari pinggir kolam renang, tempat dia tadi berbicara dengan mamanya.
Ditutupnya pintu kamarnya dengan keras. Menyalurkan kekesalan yang merajai dirinya. Dia segera pergi ke kamar mandi. Berharap sentuhan dari air hangat mampu melemaskan tubuhnya yang sedari tadi tegang karena kesal. Tapi percuma saja. Dengan kasar dimatikan’a keran shower dan lekas berpakaian.
Sesaat setelah menghempaskan tubuhnya ke kasur, hp’a berbunyi.
“hai sayang..”
“hai..”
“kok suara kamu begitu,tra?”
“begitu gimana, na?”
“kaya’a lagi gimanaa gitu.. Aku ganggu ya?”
“ga koq.. Aku malah seneng kamu nelfon..” dan sisanya diisi oleh percakapan pelepas rindu. Mata yang mengantuk tak menjadi halangan berarti. Tapi percakapan itu harus berakhir. bagaimanapun juga, jejer harus istirahat.
Setelah memutuskan sambungan telfon, jejer kembali merebahkan tubuhnya. Terus berpikir apa yg harus dilakukan selanjutnya.
“pusing gue.. Si mama sih,, maen jodoh2in aja.. Jadi ribet kan guenya.. Aaarrrggh.. Insomnia gue kumat kan.. Payah ni..”
Akhirnya dia malah asik tenggelam dalam adegan2 film di layar kaca. “daripada gue bengong.. Ya tho yaa?”
“thoo..”
“siapa tuh yg jawab? Astaga.. Kenapa gue merinding gini?? Hiiiy..”

To be continue..

Posted at my boarding house, serang city

At 11:30 p.m

Puji widiastuti,
Seseorang yang baru saja belajar untuk menuangkan inspirasi ke atas kertas, bercerita..
Dan saya mengharapkan kritik konstruktif dari anda..
:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar